ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
by. ners-anca-abdi.blogsot.com
1. Pengertian
ISPA
Menurut WHO, ISPA adalah Infeksi Saluran Pernapasan
Akut, yang merupakan salah satu penyebab kematian pada anak, terutama di negara
berkembang.
ISPA adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang dapat
berlangsung selama 14 hari.
ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas atau
maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus
maupun riketsia tanpa atau disertai radang parenkim paru. (Hood Alsagaff,
2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru)
ISPA adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang
terdiri dari tiga unsur, yaitu : infeksi, saluran pernapasan dan akut.
a. Infeksi
adalah masuknya kumana atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembang
biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran
pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adnekasanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
c. Infeksi
akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. (A.Suryana,
2005. Buku Saku Keperawatan masalah Kesehatan Anak dan Balita)
2. Etiologi
ISPA
Menurut berbagai literatur ISPA disebabkan oleh
bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA yaitu baketri Stafilococcus
dan streptococcus dan virus yaitu virus influensa dan sinsitiavirus. Umumnya
penyakit ini disebabkan oleh virus yang dalam perkembangannya diperberat oleh
infeksi sekunder. Penyakit ini erat hubungannya dengan keadaan rumah yang
lembab dan tanpa ventilasi yang cukup, perilaku kesehatan orang yang
terinfeksi, alergi karena makanan, debu dan benda asing yang masuk.
3. Patofisiologi
ISPA
Mikroorganisme masuk kedalam saluran pernapasan
menyebabkan infeksi pada sel-sel mukus saluran pernapasan sehingga menyebabkan
sekresi mukus yang berlebihan. Tubuh melakukan perlawanan melalui reaksi antigen
dan antibodi sehingga menimbulkan proses peradangan yang bisa menyebabkan sesak
dan batuk. Demam terjadi karena adanya peningkatan Interleukin I (zat antigen)
yang beredar dalam darah yang merangsang hipotalamus untuk menaikkan set poin.
4. Manifestasi
Klinik ISPA
Seseorang yang menderita ISPA bisa menunjukkan
bermacam-macam tanda dan gejala seperti batuk, serak, sakit tenggorokan, sakit
telinga, keluar cairan dari telinga, sesak nafas, suhu tubuh anak meningkat
38,5 0C, pernapasan yang cepat, nafas yang berbunyi, bisa mual,
muntah, tidak mau makan dan badan lemah.
5. Komplikasi
ISPA
Jantung, emphysema dan atelektasis.
Saluran
pernapasan atas berfungsi menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara.
Dalam proses ini saluran pernapasan atas terpapar terhadap berbagai patogen
yang dapat masuk dan tumbuh pada berbagai area tubuh patogen dapat bersarang
dalam hidung, faring (terutama tonsil), laring atau trakhea dan dapat
berpoliferasi jika daya tahan tubuh hospes rendah. Virus dengan mudah menular
dari satu penjamu (Hospes) ke penjamu lainnya.
Biasanya
bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah,
misalnya pada saat perubahan musim panas ke musim hujan. Bentuk saluran pernapasan
atas pada anak berbeda jika dibandingkan dengan orang dewasa, yaitu bentuk
lidah pada anak lebih besar. ”Nasovaring” dan ”Orovaring” atau ruang yang
menghubungkan antara hidung dan mulut relatif pendek dan sempit.
Dinding
dari saluran sistem pernapasan atas dilapisi mukosa yang saling berhubungan,
sehingga infeksi atau masalah yang terjadi di suatu tempat dengan mudah bisa
mempengaruhi bagian saluran pernapasan atas yang lainnya. Apabila terjadi
peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada jaringan tertentu hingga
berwarna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena bakteri dan virus di
daerah tersebut maka kemungkinan peradangan menjadi parah, semakin besar dan
semakin cepat. Infeksi pada saluran pernapasan tersebut, dapat menjalar ke
paru-paru dan dapat menyebabkan sesak atau pernapasan terhambat, oksigen yang
dihirup berkurang, anak menjadi kejang bahkan bila tidak segera ditolong bisa
menyebabkan kematian.
Bersin, batuk yang berdahak dan ingus atau lendir yang
keluar dari hidung sebenarnya merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh
untuk melawan bakteri dan kuman yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Batuk
dan bersin merupakan mekanisme kerja bulu-bulu halus yang berada di permukaan
saluran pernapasan dihidung dan tenggorokan melawan debu, bakteri, dan virus yang
masuk supaya keluar dari tubuh. Apabila batuk juga disertai lendir atau skulum
(dahak) yang berwarna hijau dan kental, hal itu menandakan terjadi infeksi
dalam saluran tersebut.
Klasifikasi
ISPA berdasarkan derajat keparahan penyakit
1. ISPA
rigan atau non pneumonia : Penetalaksanaan cukup dengan perawatan
dirumah tanpa prngobatan antimikroba.
2. ISPA
sedang atau pneumonia : Penatalaksanaan memerlukan pengobatan antibiotik,
tetapi tidak perlu dirawat (rawat jalan).
3. ISPA
berat atau pneumonia berat : Segera masuk ke Rumah Sakit setelah pemberian
antibiotik dosis awal. (WHO, 2002. Penanganan ISPA Pada Anak)
6. Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian ISPA
a. Faktor
lingkungan yang menyebabkan terjadinya transmisi virus kepada penderita.
b. Faktor
ibu yang terinfeksi ISPA.
c. Faktor
dari anak sebagai penjamu (gizi kurang).
d. Daya
tahan tubuh anak yang rendah.
e. Imunisasi
yang tidak lengkap pada anak.
f. Adanya
wabah.
7. Pencegahan
ISPA
a. Pemberian
imunisasi yang lengkap.
b. Berikan
makanan yang bergizi pada anak sehingga status gizinya baik.
c. Lingkungan
di dalam rumah harus sehat, misalnya sirkulasi udara baik dan bebas dari debu.
d. Jauhkan
anak dari penderita yang terinfeksi ISPA.
8. Penanganan
ISPA
Klien yang terinfeksi ISPA ringan dapat dirawat dirumah
dengan cara memberikan anak makanan yang bergizi dan tingkatkan pemberian
cairan. Untuk klien yang terinfeksi ISPA sedang dapat ditangani unit rawat
jalan, kecuali jika penyakit menjadi lebih parah dan membutuhkan perawatan.
Penatalaksanaan keperawatan untuk kondisi lebih ditekankan pada penyuluhan
kesehatan, istirahat yang cukup, banyak minum dan pencegahan infeksi lebih
lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar